Minggu, 25 Desember 2011

Akuntansi

A.   AKUNTANSI DAN PERANANNYA DI MASYARAKAT


  1. UMUM

Akuntansi telah berkembang, sebagaimana juga ilmu kedokteran, hukum dan hampir semua bidang kegiatan manusia lainnya, sejalan dengan tuntutan kebutuhan sosial ekonomi masyarakat.

Dunia usaha dan masyarakat telah menjadi semakin kompleks pada tahun-tahun terakhir, akuntansipun telah mengembangkan konsep dan teknik-teknik baru untuk mengimbangi kebutuhan akan informasi keuangan yang terus meningkat. Tanpa informasi tersebut, pembangunan ekonomi yang kompleks dan program sosial tidak akan dapat dilaksanakan.



a.   DEFINISI AKUNTANSI



1)   Definisi dari sudut pemakai

Ditinjau dari sudut pemakainya, akuntansi dapat didefinisikan :

“suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi”  (AL. Harjono Jusup, Dasar-Dasar Akuntansi : STIE YPKN YOGYAKARTA, 1992)



Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk :

Ø  Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh manajemen, dan

Ø  Pertanggungjawaban organisasi kepada investor, kreditur, badan pemerintah, dan sebagainya.

Dari definisi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa :

Ø  Akuntansi diselenggarakan dalam suatu organisasi (biasanya berupa organisasi perusahaan). Informasi akuntansi yang dihasilkan adalah informasi tentang organisasi.

Ø  Informasi akuntansi sangat penting dalam menyelenggarakan kegiatan perusahaan, dan digunakan dalam pengambilan keputusan intern organisasi, dan juga untuk pengambilan keputusan oleh pihak ekstern organisasi.



2)   Definisi dari sudut proses kegiatan

Apabila ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan :

“.......proses mengenali, mengukur, dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan dan keputusan yang tepat oleh pemakai informasi yang bersangkutan”  (Niswonger, Fess, Warren., Prinsip-prinsip Akuntansi,: Penerbit Erlangga, 1990)



“ proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi” (AL. Harjono Jusup, Dasar-Dasar Akuntansi : STIE YPKN YOGYAKARTA, 1992)





b.   INFORMASI AKUNTANSI



Akuntansi dilaksanakan baik dalam perusahaan yang bertujuan mencari laba maupun dalam organisasi-organisasi yang tidak mencari laba. Salah satu penyebabnya adalah karena hal ini diharuskan oleh Undang-Undang. Namun demikian alasan utama mengapa akuntansi dilaksanakan dalam berbagai organisasi adalah karena semakin rumitnya variabel-variabel yang dihadapi, walau dalam perusahaan kecil sekalipun.

Informasi akuntansi pada dasarnya terdiri dari data keuangan mengenai transaksi usaha, yang dinyatakan dalam ukuran uang. Bentuk pencatatan data transaksi dapat bermacam-macam, misalnya ditulis tangan dengan pensil atau pena, dicetak dengan alat-alat mekanik dan elektronik, atau sistem kartu berlubang atau pita magnetik.

Akuntansi menyajikan teknik pengumpulan data serta bahasa komunikasi ekonomi bagi perorangan maupun lembaga, baik dari kalangan intern maupun dari luar organisasi yang menyelenggarakan akuntansi tersebut.

Sebagai suatu sistem informasi, akuntansi dibutuhkan oleh berbagai pihak, secara garis besar pihak-pihak tersebut adalah :

Ø  Manajer

Manajer perusahaan menggunakan akuntansi untuk menyusun perencanaan perusahaannya, mengevaluasi kemajuan yang dicapai dalam usaha mencapai tujuan, dan melakukan tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan. Keputusan yang diambil oleh manajer berdasarkan informasi akuntansi, misalnya menentukan peralatan apa yang sebaiknya dibeli, berapa persediaan yang harus ada di gudang, dan berapa kas yang harus dipinjam dari bank.

Ø  Investor

Para investor melakukan penanaman modal dalam perusahaan dengan tujuan untuk mendapat hasil yang sesuai dengan harapannya. Oleh sebab itu sebelum melakukan penanaman modal, mereka mengevaluasi pendapatan yang diperkirakan akan dapat diperoleh dari investasinya. Ini berarti bahwa para investor harus melakukan analisis atas laporan keuangan perusahaan yang akan dipilih sebagai tempat penanaman modalnya. Setelah menjadi investor mereka melakukan monitoring terhadap perusahaan dengan menganalisis laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan atau melalui berita-berita keuangan dalam berbagai surat kabar dan majalah yang tiada lain adalah merupakan laporan-laporan akuntansi.

Ø  Kreditur

Kreditur hanya bersedia memberikan kredit kepada calon penerima kredit yang dipandang mampu membayar bunga dan mengembalikan kredit tepat pada waktunya. Oleh karena itu, calon kreditur harus menilai kemampuan keuangan calon pengambil kredit. Untuk itu kreditur selalu meminta laporan keuangan calon nasabah untuk dinilai. Setelah itu kreditur masih meminta laporan keuangan para pengambil kredit, untuk menilai apakah kredit telah digunakan sesuai dengan tujuan yang telah disepakati.







Ø  Instansi Pemerintah

Badan-badan pemerintah tertentu seperti Kantor Pelayanan pajak atau Badan Pengembangan Pasar Modal (BAPEPAM) membutuhkan informasi keuangan dari perusahaan-perusahaan wajib pajak atau perusahaan yang menjual sahamnya melalui pasar modal. Informasi akuntansi merupakan sumber utama bagi badan pemerintah untuk menetapkan pajak perusahaan atau mengawasi perusahaan.



Ø  Organisasi Nirlaba

Organisasi-organisasi yang tidak bertujuan mencari laba, seperti organisasi keagamaan, yayasan, atau lembaga pendidikan, juga membutuhkan informasi akuntansi seperti halnya organisasi yang bertujuan mencari laba. Walaupun organisasi semacam ini tidak mencari mencari laba, namun mereka tetap berurusan dengan soal-soal keuangan karena mereka harus mempunyai anggaran, membayar tenaga kerja, membayar listrik dan sewa, serta urusan-urusan keuangan lainnya, semua hal tersebut bersangkutan dengan akuntansi.



Ø  Pemakai Lainnya

Informasi akuntansi diperlukan juga oleh berbagai pihak lain untuk kepentingan-kepentingan tertentu, misalnya organisasi buruh. Para buruh membutuhkan informasi tentang laba perusahaan dan kadang-kadang juga informasi keuangan lainnya. Informasi ini penting bagi para buruh dalam rangka mengajukan kenaikan gaji atau tunjangan-tunajngan lain dari perusahaan tempat mereka bekerja. Dinegara-negara yang sudah maju, informasi akuntansi juga sering dijadikan dasar oleh kelompok masyarakat tertentu untuk melakukan tindakan-tindakan sesuai dengan kepentingan mereka (ex : LSM)



2.   PROFESI AKUNTANSI



Pada umunya akuntansi dibedakan menjadi dua bidang yaitu akuntansi publik dan akuntansi intern.

Akuntan Publik adalah akuntan yang memberikan jasanya untuk melayani kebutuhan masyarakat. Mereka menerima imbalan dari pemakai jasa, seperti halnya dokter dan penasihat hukum.

Jenis pekerjaan yang biasanya dilakukan oleh akuntan publik adalah pemeriksa-an laporan keuangan (auditing), bantuan dibidang perpajakan, dan konsultasi manajemen. Untuk menjadi akuntan publik harus dipenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh organisasi profesi dan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan pemerintah.

Akuntan Intern adalah akuntan yang bekerja dakam suatu perusahaan tertentu. Mereka hanya melakukan pekerjaan hanya untuk kepentingan perusahaan dimana ia bekerja. Akuntan intern terdapat pada berbagai organisasi, baik yang berupa perusahaan maupun organisasi nirlaba seperti rumah sakit atau organisasi sosial, dengan nama jabatan akuntan intern sangat beraneka ragam, ada yang disebut kontroler.







3.   BIDANG-BIDANG AKUNTANSI

Sejalan dengan pengelompokkan di atas, dalam praktek dijumpai berbagai bidang pekerjaan akuntansi.

a.   Akuntansi Publik

Ø  Akuntansi Perpajakan

Ø  Konsultasi Manajemen

b.   Akuntansi Intern

Ø  Akuntansi Umum

Ø  Akuntansi Biaya

Ø  Penganggaran

Ø  Perancangan Sistem Informasi

Ø  Pemeriksaan Intern



Dalam berbagai literatur akuntansi, pembidangan akuntansi sering disederhana-kan menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu :

a.   Akuntansi keuangan

Akuntansi yang bertujuan untuk mengahsilkan informasi keuangan unutk kepentingan pihak luar, seperti investor, kreditur, badan pemerintah, dan pihak luar lainnya.

b.   Akuntansi manajemen

Akuntnasi yang bertujuan untuk menghasilkan informasi untuk kepertingan manajemen. Jenis informasi yang diperlukan manajemen dalam banyak hal berbeda dengan informasi yang diperlukan pihak luar. Umumnya informasi untuk keperluan manajemen bersifat sangat mendalam, dan diperlukan untuk pengambilan berbagai keputusan manajemen.





4.   BENTUK-BENTUK ORGANISASI PERUSAHAAN

a.   Perseorangan

Adalah perusahaan yang dimiliki oleh satu orang. Pemilik perusahaan biasa-nya merangkap juga sebagai pimpinan/manajer.

Perusahaan perseorangan umunya berupa perusahaan pengecer yang berskala kecil atau perusahaan jasa perseorangan sepertim misalnya, praktek dokter, pengacara dan kantor-kantor akuntan.



b.   Persekutuan

Adalah suatu organisasi perusahaan yang merupakan gabungan dari beberapa orang (lebih dari satu orang) pemilik untuk menyelenggarakan usaha dengan menggunakan nama bersama. Para pemilik disebut sekutu atau partner. Secara hukum para sekutu mempunyai tanggungjawab penuh atau utang-utang persekutuan, tetapi di lain pihak mereka mempunyai hak atas laba perusahaan. Persekutuan yang banyak dijumpai dalam dunia bisnis seperti FIRMA, CV.

c.    Perseroan

Adalah perusahaan yang modalnya terdiri atas saham-saham. Setiap pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang tanggungjawabnya terbatas sebesar saham yang dimilikinya. Pemegang saham secara pribadi tidak bertanggungjawab penuh atas seluruh utang perusahaan, melainkan hanya terbatas sebesar penyertaannya dalam perusahaan tersebut. Perusahaan semacam ini disebut juga perseroan atau PT. Perseroan adalah merupakan suatu badan hukum yang dapat melakukan perbuatan-perbuatan hukum atas namanya sendiri.



d.   Koperasi

Adalah organisasi ekonomi rakyat berwatak sosial, beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang merupakan usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan.

Tujuan utama koperasi adalah mengembangkan kesejahteraan anggota, khususnya, dan masyarakat pada umumnya.

Koperasi adalah kumpulan orang-orang, bukan perkumpulan modal, sehingga laba bukan merupakan ukuran utama kesejahteraan anggota. Manfaat yang diterima anggota lebih diutamakan daripada laba. Meskipun demikian harus diusahakan agar koperasi tidak menderita rugi.

Keanggotaan koperasi bersifat sukarela dan didasarkan atas kepentingan bersama sebagai pelaku ekonomi.



e.   Organisasi-organisasi lain

Disamping organisasi perusahaan tersebut di atas, masih terdapat organisasi lain yang tujuan utamanya bukan mencari laba, walaupun mungkin pula organisasi tersebut mempunyai aktivitas keuangan.

Organisasi pemerintahan, rumah sakit, perguruan tinggi dan sebagainya termasuk organisasi yang tidak bertujuan memperoleh laba akan tetapi mempunyai aktivitas keuangan.

Dalam masalah aktivitas keuangan maka organisasi ini (non profit organization=nirlaba) memerlukan pula pertanggungjawaban keuangan dan oleh karenanya memerlukan pula sistem akuntansi khusus.



5.   STANDARD AKUNTANSI KEUANGAN

Terjadinya globalisasi ekonomi serta semakin aktifnya pasar modal di Indonesia menyebabkan Prinsip Akuntansi Indonesia 1984 serta serangkaian pernyataan PAI dan Interpretasi PAI yang selama ini berlaku ternyata sudah tidak dapat lagi menampung dan menjawab permasalahan yang timbul dalam praktek. Oleh karena itu untuk mendukung harmonisasi yang diprakarsai International Accounting Standards Committee (IASC), komite PAI-IAI, dengan berlandaskan pada Strategi Pengembangan Akuntansi 1994-2000 Ikatan Akuntansi Indonesia telah merubah sebutan Prinsip Akuntansi Indonesia (PAI) menjadi Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

SAK terdiri atas sejumlah aturan yang menjadi pedoman bertindak dalam melaksanakan akuntansi di Indonesia dan masih akan berkembang di masa yang datang. Dari sekian banyak aturan yang terdapat dalam SAK, tiga aturan diantaranya yang perlu dibahas disini karena berkaitan dengan pembahasan selanjutnya.

Ketiga aturan tersebut adalah :



a.   Konsep Entitas (Kesatuan Usaha)

Kesatuan usaha akuntansi adalah suatu organisasi atau bagian dari organisasi yang berdiri sendiri, terpisah dari organisasi lain atau individu lain. Ditinjau dari segi akuntansi, antara kesatuan usaha yang satu dengan kesatuan usaha yang lain atau dengan pemiliknya terdapat garis pemisah yang tegas. Ini berarti bahwa kejadian keuangan yang menyangkut suatu kesatuan usaha, tidak boleh dicampur dengan kesatuan usaha lain atau dengan pemiliknya, dan sebaliknya. Konsep ini penting artinya dalam memjilai keadaan keuangan dan hasil usaha yang dicapai oleh suatu organisasi atau bagian dari organisasi.



Tanpa konsep ini maka laporan keuangan akan menjadi kacau, karena apa yang tercantum dalam laporan keuangan suatu organisasi mungkin dimasuki kejadian-kejadian keuangan yang sebenarnya tidak berhubungan dengan organisasi tersebut.



b.   Prinsip Objektivitas

Catatan dalam laporan akuntansi harus didasarkan pada data yang bisa dipercaya sehingga laporan keuangan menyajikan informasi yang tepat dan berguna. Data yang bisa dipercaya adalah data yang bisa diverifikasi (diperiksa kebenarannya). Data semacam itu harus bisa dikonfirmasi oleh pengamat yang independen. Oleh karena itu catatan akuntansi harus didasarkan pada informasi yang berawal dari kegiatan yang didokumentasikan dalam bentuk bukti yang objektif. Seandainya akuntansi tidak mengenal prinsip objektivitas, maka catatan akuntansi akan didasarkan pada hal-hal yang tidak objektif dan bisa mengakibatkan kekacauan.



c.    Prinsip Cost (Biaya)

Prinsip Cost atau prinsip biaya menetapkan bahwa harta atau jasa yang dibeli atau diperoleh harus dicatat atas dasar biaya yang sesungguhnya. Meskipun pembeli tahu bahwa harga mungkin masih bisa di tawar, tetapi barang atau jasa yang dibeli akan dicatat dengan harga yang sesungguhnya disepakati dalam transaksi yang bersangkutan.

#13

ini blog aku yg ke 3 sihh , soal nya yg 2 blog sebelumnya lupa password nyaa :D
hmm .. bingung nihh mau nulis apa :pp
pokok nyaa gabung aja dehh di blog nyaa aku yahh :))
heheheh :pp